Perayaan Tahun Baru Islam atau identik dengan sebutan malam satu suro dirayakan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Biasanya perayaan dilakukan dengan arak-arakan warga yang membawa obor sambil bersyahadat sepanjang jalan. Tapi karena Tahun Baru Islam ini dalam masa Pandemi, maka arak-arakan ditiadakan.
Disamping itu perayaan Tahun Baru Islam di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang tak lepas dari pembuatan 'Jenang (bubur) Suro.
Jenang Suro berbeda dengan bubur lainnya yang dimasak oleh masyarakat di Jawa, jenang mereka yang biasanya terkenal manis bahkan diberi nama jenang abang di satu suro ini malah terasa gurih dan asin.
Bahkan dari penamaannya saja Jenang Suro ini melambangkan nama baik, reputasi baik dan budi pekerti yang harus dijunjung manusia. Apalagi penyajian bubur ini juga dilakukan pada awal tahun menurut penanggalan islam, yang berarti menjadi jalan manusia menuju tahun baru dengan pemikiran yang lebih baik.
Tak hanya itu, pemilihan jenang alih-alih nasi sebagai menu yang disajikan dalam perayaan satu suro ini juga memiliki makna persatuan. Jenang adalah panganan yang akan melekat satu sama lain, sulit dipecah seperti nasi.
Maknanya adalah, semua akan menjadi satu, tidak boleh egois. Lengket dan saling bahu-membahu. Jadi konsep jenang atau bubur itu berhubungan dengan nama baik, berhubungan dengan budi pekerti, berhubungan dengan menghilangkan ego pribadi dan lebih ke sosial kolektif.
Tak hanya itu, rasa gurih dalam bubur suro juga menggambarkan realita kehidupan yang harus dijalani manusia. Jika rasa manis identik dengan suka cita, maka pemilihan rasa gurih dan asin dalam bubur suro berhubungan realita kehidupan.
Konsep dari realita dunia. Jadi orang gak boleh menentang takdir atau tolak keputusan Tuhan. Istilahnya asam garam kehidupan ada di dalam bubur ini.
Konsep Jenang suro ini juga bisa jadi identik dengan rasa duka cita yang dialami umat islam setelah Syaidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW meninggal dalam perang.
Oleh karena itu, sebagai ungkapan duka cita, umat islam mengenang dengan membuat bubur suro dan membagikannya ke anak-anak yatim di sekitar mereka.
Jadi ya makna sebenarnya dari bubur suro ya saling membantu, mendoakan.
(Dikutip dari beberapa sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar